Rabu, 21 Desember 2011

Pertunjukan terakhir.

Seorang pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih bermain sirkus. Beberapa hari kemudian, ia menemukan beberapa anak ular dan mulai melatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya. Setelah ular itu menjadi besar dilati untuk meakukan permainan yang lebih berbahaya, diantaranya membelit tubuhnya.

Sesudah berhasil melatih ular itu dengan bai, permainan sirkus itu mulai mengadakan pertunjukan untuk umum. Hari demi hari jumlah pemontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar. Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukan. Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Permainan sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai melilit tubuhnya sedikit demi sedikit pada  tubuh tuanya. Makin lama makin keras lilitanya. Pemain sirkus ke sakitan. Olh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaiknya ia semakin liar dan lilitan nya semakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang semakin liar dan lilitannya semmakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang semakin memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia meninggal.
Renungan:
Kadang-kadang dosa terlihat tidak membahayakan. Kita merasakan tidak terganggu dan dapat mengendalikannya. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya, tetapi ada kenyataannya, apabila dosa itu telah mulai melilit hidup kita, sukar dapat melepaskan diri lagi dari padanya.
Wisdom of the day
Orang yang bahagia itu bukanlah orang yang pada lingkungan tertentu, melainkan orang dengansikap-sikap tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar