Sabtu, 17 Desember 2011

hidup adalah pilihan

ada dua buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “aku ingin tumbuh besar, aku ingin menjejekkan akarku dalam-dalam ditanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini.  Aku ingin membentangkan semua tunas ku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku”
dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.
Bibit yang kedua bergumam. “aku takut. Jika kutanamkan akarku kedalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan ku temui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuterobos kan tunas-tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak.
Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”
Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memcaploknya segera.
Renungan :
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-laokn yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbingan yang kita ciptakan sendiri. Lita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihan dengan bijak.
Wisdom of the day

Jangan segan untuk mengulurkan tangan anda, tetapi, jangan anda enggan untuk menjabat tangan orang lain yang datang pada anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar